Hantu Mata Peguasa Mimpi | Cerpen Karya Widiya Yulian SMA Negeri 1 Waled Kabupaten Cirebon

TABLOIDTREND.comAh sial! Lagi-lagi aku harus pulang larut malam gara-gara tugas sekolah yang tak kunjung selesai. Tugas-tugas yang sialnya mampu menahanku lebih lama disekolah dengan penerangan minim. Bukan! Aku bukan seorang yang penakut. Tetapi yah, suasana disini cukup menyeramkan juga sih. Ku langkahkan kakiku menuju parkiran sekolah. Melewati perpustakaan, kelas-kelas yang berjejer, dan tempat yang tak ingin aku kunjungi sama sekali. Ya, laboratorium sekolah. Tempat dimana aksi bedah membedah terjadi. Oh bukan manusia tentunya, tetapi membedah seekor katak yang lembek dan menjijikan. Astaga! Ingatkan aku kalau aku hanya sendirian disini! Aku mempercepat langkahku agar segera sampai di parkiran, melewati lorong demi lorong. Duh, pake copot segala lagi” aku membenarkan tali sepatuku yang lepas dari ikatannya. Ditengah aku sedang membenarkan tali sepatuku, sayup-sayup aku mendengar derap langkah kaki. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas. Aku langsung mendongkakkan kepalaku. Di ujung lorong, aku melihat seseorang tengah berjalan dengan terseok-seok. Siapa itu? Penjaga sekolah yang tengah bertugas kah? Atau siapa...?



Orang itu semakin lama semakin mendekat kearahku. Entah kenapa suasana disini lama-lama menjadi terasa mencekam dan membuat bulu kudukku berdiri. Ah, sebaiknya aku tanyakan saja siapa dia. Sia...pa?” Aku tercekat. Mataku terbelalak. Aku menahan nafas karena rasa keterkejutanku. Dihadapanku telah berdiri sesosok makhluk yang berwajah rusak. Wajahnya benar-benar rusak! Sepasang taring mengintip dari celah bibirnya, tubuhnya berdarah-darah seperti tercabik-cabik, ususnya menjuntai kebawah. Sial! Itu membuatku mual! Satu lagi, dia tidak memiliki bola mata! Aku benar-benar ketakutan setengah mati. Bibirku kelu, dan aku tak bisa menggerakkan tubuhku barang sejengkalpun. Aku terpaku kaku! Tolong aku...” Dia mencengkram tanganku dengan kukunya yang panjang dan hitam itu. Aku bisa mencium bau amis yang sangat menusuk ketika dia berada beberapa senti didepanku.

Tolong aku...” Sial! Aku mual! Baunya menusuk sekali. Aku benar-benar pusing karena mencium bau ini. Dengan segenap keberanian yang aku punya, aku mulai membuka mulutku. Tolong.. apa?” Suaraku terdengar bergetar. Dia semakin mendekatkan wajahnya yang membuatku menahan nafas. Tolong carikan mataku...” Dingin. Dia berucap dengan dingin. Aku tak tahu harus bagaimana? Tubuhku benar-benar menggigil ketakutan. Tuhan tolong aku... Aku ingin berteriak, tapi kini suaraku hilang lagi. Dengan perlahan-lahan aku melangkah mundur. Dia masih menatapku dengan rongga mata yang kosong itu. Aku harus lari!! Dengan keberanian yang tersisa, aku berlari dari hadapannya. Berlari dengan tunggang langgang. Aku harus keluar dari sekolah ini! Persetan dengan motor yang aku tinggalkan! Aku mempercepat pacuan kakiku dengan sesekali menoleh kebelakang. Dia tidak ada! Mungkin dia masih dilorong itu. Aku mulai memperlambat langkahku sesekali meraup udara dengan rakus. Di depan sana aku melihat gerbang sekolah yang mulai tertutup setengah.

Aku harus keluar dari tempat terkutuk ini!” Ketika tanganku sudah mencapai gerbang itu, tiba-tiba dia berdiri dihadapanku dengan bibir menyeringai. Kenapa dia bisa secepat ini? Ah aku lupa, dia bukan manusia! K-kau mau apa?” Aku benar-benar tak bisa berfikir jernih. Telingaku berdengung kencang. Aku tak bisa mendengar apapun selain suaranya. Aku ingin matamu...” TIDAK! Apa yang akan dia lakukan? Tangannya mulai terayun kedepan wajahku, memperlihatkan kukunya yang panjang dan hitam itu. Dia sudah menancapkan ujung kukunya dibola mataku, dan itu sangat menyakitkan!! Sakit...” Aku merasa bola mataku sebentar lagi akan terlepas. HAHAHA...” Dia tertawa bengis dan semakin menancapkan kukunya. “Aaaarrgghh sakiiitttt!!”



PRANG!!

Aku terbangun dengan nafas terengah-engah. Sial! Aku bermimpi. Tapi mengapa rasanya begitu nyata? Mimpi apa itu sebenarnya? Aku langsung menoleh kebawah melihat benda yang jatuh tadi. Ah, ponselku.. Duh mimpi sialan! Ponselku jadi rusak!” Aku memungut ponselku yang berceceran dilantai. “Sebaiknya aku tidur lagi, ini masih tengah malam” tak berapa lama akhirnya aku terlelap. 

Dan ditengah gelapnya malam, sesosok makhluk tengah memperhatikan dengan tajam seorang gadis yang tengah terlelap itu. Dia menyeringai. Mata” Gumamnya. Kemudia dia terbang dan hilang ditelan gelapnya malam.

Cerpen Karya
Widiya Yulian
SMA Negeri 1 Waled
Kabupaten Cirebon

No comments

Post a Comment